Selasa, 15 Juli 2014

BAB 3. PERENCANAAN SARANA PRASARANA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN



Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) yang telah ada di tahun 2010 dikalikan prosentase kenaikan jumlah penduduk di kawasan Srondol Kulon sejumlah 2% tiap tahunnya, maka prediksi untuk jumlah penduduk Kelurahan Srondol Kulon tahun 2024 yaitu :
(955 + ((955 x 2%) x 14)) = ±1223 jiwa
 Oleh karena itu, maka dilakukan perencanaan sebagai berikut :
1. SARANA PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN UMUM
    Untuk jenis sarana pemerintahan, Kelurahan Srondol Kulon RW II belum memerlukan perencanaan seperti halnya balai pertemuan, pos hansip dan parkir umum.
2. SARANA PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN UMUM
        Untuk sarana pendidikan, di lokasi eksisting terdapat TK yang dalam perencanaan permukiman hal ini sudah benar. Jadi, perencanaan untuk sarana pendidikan belum perlu.
3.SARANA PERIBADATAN
      Untuk sarana peribadatan, di lokasi eksisting sudah ada 3 musholla. Namun dengan jumlah musholla tersebut masih belum bisa menampung jumlah penduduk yang nantinya berkisar 1223 jiwa. Oleh karena itu, direncanakan 2 musholla lagi untuk dapat menampung jumlah penduduk prediksi nantinya.
4. SARANA KESEHATAN
     Untuk sarana kesehatan, kami merencanakan 1 posyandu. Walaupun sebenarnya jumlah penduduknya belum mencapai kriteria, namun ada baiknya dilakukan perencanaan posyandu agar pelayanan untuk RW II bisa maksimal dan efektif. Bangunannya pun bisa bergabung dengan balai warga di Kelurahan.
5. SARANA PERTOKOAN DAN PERNIAGAAN
 Untuk sarana pertokoan dan perniagaan, di lokasi eksisting terdapat banyak sekali toko dan warung sehingga belum memerlukan perencanaan.

FOTO MAKET :
 

Senin, 14 Juli 2014

BAB 2. KONDISI EKSISTING

JUMLAH PENDUDUK KELURAHAN SRONDOL KULON RW II
Pada RW II Kelurahan Srondol Kulon pada tahun 2010 memiliki jumlah penduduk 955 jiwa dan memiliki 235 KK dengan 434 orang laki-laki dan 521 orang perempuan.
SARANA PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN UMUM
Pada area RW II terdapat kantor kelurahan di Jl.Portosari No.6, satu halaman dengan gedung PKK dan Balai Kelurahan. Selain kantor kelurahan, juga terdapat pos kamling yang letaknya tersebar di area RW II, pos kampling dikelola sendiri oleh pihak kampung yang diberi nama PAGUYUBAN POSKAMLING.



balai kelurahan

pos kamling

SARANA PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Terdapat beberapa sarana pendidikan dan pembelajaran di area RW II, seperti TPQ, PAUD dan TK Buah Hati yang terletak di Jl. Setia Budi dengan pencapaian yang cukup mudah.
SARANA KESEHATAN
Di area RW II hanya terdapat posyandu yang bertempatan di masing-masing RT di RW II. Posyandu ini beroperasi tiap satu bulan satu kali yang bertempat di perwakilan rumah warga di masing-masing RT. Di RW II terdapat klinik dokter umum, dokter anak dan apotek.

apotik
SARANA PERIBADATAN
            Terdapat beberapa sarana peribadatan untuk umat muslim di area RW II seperti mushola, sarana tersebut terletak di beberapa area yang berbeda, mushola terletak di area RT 3, RT 5 dan RT 6.

musholla
SARANA PERDAGANGAN DAN NIAGA
    Di dalam wilayah RW II ini terdapat banyak toko kelontong yang tersebar di ke-6 RT, sebagian besar sudah layak dari segi bangunan maupun segi pencapaian. Lalu ada Pasar, bisa dikatakan sebagai pusat kegiatan jual beli secara tradisional dalam lingkungan RW II, akan tetapi kondisi pasar disini tidak layak baik dari segi sampah maupun pembuangan limbah organik. Warung makan yang berada di lingkungan RW II sangat banyak dan beragam jenisnya, diantara banyaknya warung makan tersebut hanya sedikit yang bisa dibilang layak, baik dari segi kebersihan lingkungan, bangunan, maupun makanan. Di RW II ini juga terdapat bengkel motor dan mobil, bengkel tersebut bisa dikatakan tidak layak, karena meskipun dari segi bangunan terbilang layak, akan tetapi pembuangan limbah bengkel seperti oli dll, belum diolah sama sekali sehingga limbah tersebut langsung mencemari lingkungan sekitar.

toko kelontong
pasar
bengkel

SARANA KEBUDAYAAN DAN REKREASI
Di wilayah kelurahan Srondol Kulon ini termasuk wilayah perkampungan yang tergolong padat. Menyebabkan tidak adanya sarana kebudayaan dan kreasi dikampung ini karena tidak ada lahan kosong yang dipergunakan untuk sarana tersebut.
SARANA TERBUKA, TAMAN DAN OLAH RAGA
Di area RW II ini sangat kurang untuk sarana terbuka, taman dan arena olahraga. Kebanyakan anak-anak hanya bermain di jalan yang sangat membahayakan.
PRASARANA JARINGAN PERSAMPAHAN
Di wilayah RW II khususnya RT 1, 3, dan 4 ini menggunakan sistem angkut, sedangkan untuk warga RT 2 dan 4, pembuangan sampahnya dikumpulkan ke lahan pasar dengan membayar iuran setiap bulannya. Untuk RT 6, kebanyakan warganya membuang sampah di sungai atau dibakar dengan alasan tidak adanya TPS.
bak sampah

JARINGAN JALAN LINGKUNGAN

jalan RT 5
JARINGAN LISTRIK DAN TELEPON
tiang listrik

jaringan telpon
JARINGAN AIR BERSIH DAN AIR KOTOR
pipa air pembuangan

BAB 1. PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Masalah peningkatan penduduk yang diikuti oleh peningkatan kebutuhan lapangan kerja dan fasilitas kehidupannya, masih dihadapi Indonesia dalam menjalani proses pembangunannya. Masalah lain yang timbul adalah untuk memenuhi kebutuhan dan  penyediaan fasilitas tersebut masih menghadapi kendala terbatasnya dana yang ada. Selain itu di daerah-daerah tertentu terutama di pulau Jawa dan Bali, penduduk mulai beralih mata pencaharian dari agraris ke non agraris karena keterbatasannya lahan pertanian, sehingga urbanisasi meningkat terutama di kota-kota besar.
Pertumbuhan penduduk yang pesat tersebut tidak diimbangi dengan penyediaan perumahaan yang memadai. Tidak tersedianya kapling-kapling tanah matang dalam lingkungan tempat tinggal atas tanah yang tidak direncanakan terlebih dahulu, sehingga terjadi lingkungan perumahan yang tidak teratur dan tanpa sarana & prasarana yang memadai.
Tingginya harga tanah dan bahan bangunan menyebabkan terjadinya persil-persil perumahan yang kecil yang dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendirikan bangunan rumah, sehingga terjadi lingkungan yang berkepadatan tinggi, diantara lingkungan perumahan tersebut yang sedemikian padatnya menyebabkan atap rumah satu dan lainnya hampir terkesan seperti menyambung sehingga sirkulasi aliran air, aliran udara dan intensitas cahaya yang masuk sangatlah kurang.
Dengan keluarnya instruksi Presiden no.5 tahun 1990 yang secara spesifik telah menyebutkan tentang kemauan pemerintah untuk membenahi lingkungan permukiman kumuh, dimulailah program-program peremajaan pada 5 kota besar di Indonesia, yaitu di Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan dan Semarang.

Dalam laporan ini tersusun permasalahan sarana dan prasarana Kelurahan Srondol Kulon khususnya yang kami kaji adalah RW II dan 6 RT di dalamnya. Permasalahan diantaranya sarana pemerintahan, ibadah, pendidikan, perdagangan dan lain-lain. Termasuk didalamnya perencanaan yang dirancang sesuai kebutuhan masyarakat setempat yang menyelesaikan permasalahan sarana prasarana RW II Kelurahan Srondol Kulon dan diselaraskan dengan standar dan peraturan pemerintah yang berlaku.

Selasa, 03 Juni 2014

GUNA dan CITRA



            Bangunan biar benda mati namun tidak berarti tak “berjiwa”. Rumah yang kita bangun ialah rumah manusia. Rumah selalu adalah CITRA sang manusia pembangunnya. Maka dalam membangun rumah atau bangunan lain, ada dua lingkungan masalah yang perlu kita perhatikan :

1.      Lingkungan masalah GUNA, dan

2.      Lingkungan masalah CITRA

    


       1.          
       1.1.   GUNA
    Lumbung padi dari minang, perihal efisiensi kegunaan maupun konstruksinya. Wadah padi tinggi di atas tanah, dinding cukup rapat menahan hujan dan cukup berlubang demi kelancaran ventilasi, atap sangat terjal dan kulit atap dari seng namun di zaman dulu atap dari ijuk. Konstruksi kerangka berbidang-bidang dinding yang tidak bertugas memikul beban, pada tiang, dibuat tidak sejajar melainkan melebar ke atas. Masih diperkuat lagi oleh sekur-sekur silang, keempat tiang berdiri di atas alas batu kerempeng, selain untuk menjaga kelembaban, hal ini dimaksudkan untuk kebal terhadap goncangan-goncangan gempa bumi. Sungguh suatu cara berkonstruksi yang bermutu tinggi dan berpengetahuan mengatasi alam yang sangat cerdas.


1.2.   CITRA
     Bentuk dan gaya bahasa lumbung padi Minang, laras terhadap alam sekitar. Alas sempit dan tubuh melebar semakin ke atas mencitrakan manusia Minang yang tidak berbudi rendah tetapi bagaikan asap gunung beraapi, membumbung dan semakin melebar ke atas. Citra manusia yang tidak tenggelam, tetapi yang dari kodratnya duduk dan berdiri di atas panggung namun melaraskan diri secara ikhlas dengan alam. Pada lumbung padi Minang dibentuk dengan luwes elegan, dihias seperti bahasa pantun atau kakawin. Citra jiwa yang mengerti keindahan, kewajaran, kejujuran, keluwesan, budi bahasa tinggi terungkap di lumbung ini. Balok dan batang-batang yang menunjuk alam sekitar dan manusia, lalu tiang dan atap dari sempit ke lebar menjulang tinggi bagaikan anak panah menunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa beserta nilai-nilai kebaikan dan keindahan hidup yang asli dan didambakan manusia.


2.       
2.1.   GUNA
   Perkataan “guna” menunjuk pada keuntungan, PEMANFAATAN (use, bahasa inggris) yang diperoleh. Guna dalam arti kata aslinya tidak hanya berarti bermanfaat, untung materiil belaka, tetapi lebih dari itu punya DAYA yang menyebabkan kita bisa hidup lebih meningkat. Bila udara panas, rumah bisa ber-GUNA, ber-DAYA guna karena di dalamnya tetap sejuk, suasana kerja bergairah, iklim pergaulan lebih enak, dan sebagainya. Bila malam dingin, di dalam rumah tetap hangat. Demikian tidur dapat nyaman dan sebagainya. Bila kita bekerja di dapur, maka makanan juga lebih lezat, karena cara kerja lebih menyenangkan dan sebagainya.

2.2. CITRA
   Citra sebetulnya hanya menunjuk suatu “gambaran” (image), suatu kesan penghayatan yang menangkap ARTI bagi seseorang. Citra gedung istana yang megah besar melambangkan kemegahan, kewibawaan seorang kepala Negara. Dan gubug reyot adalah cerita yang langsung menggambarkan keadaan penghuni miskin yang serba reyot juga keadaannya.
    Citra tidak jauh sekali dari guna, tetapi lebih bertingkat spiritiuil, lebih menyangkut derajat dan martabat manusia yang berumah. CITRA MENUNJUK PADA TINGKAT KEBUDAYAAN SEDANGKAN GUNA LEBIH MENUDING PADA SEGI KETRAMPILAN / KEMAMPUAN. Tetapi semua itu belum mengungkapkan dan menyinarkan sesuatu yang paling menjadi ciri kemanusiawian manusia yang diam dalam rumah yakni, segi kebudayaannya, segi spiritualnya.

          Keindahan yang dicipta alam adalah keindahan ontologis, keindahan yang dirasakan oleh manusia bila memandang semua itu dalam penghayatan mistik, ontologis, ataupun campurannya. Semisal batu koral dan bunga.  











     tidak selalu gudang harus berbentuk asal bisa dipakai, tempat kotor, murah-murahan saja ; seolah olah murah ekonomis identik dengan buruk. Contoh disamping menunjukkan gudang dapat ekonomis, tetapi indah. Bentuk dan fungsi, keindahan dan kegunaan bersatu dalam satu wujud yang efektif maupun ekspresif.





"Monsatto-House of the future", Disneyland 9 Calif, USA. dibuat dari plastik. Lihatlah konsekuensi bahan pada bentuk. Rencana ini merupakan pertanda, bahwa zaman teknologi modern membawa perubahan-perubahan pula pada pada prinsip-prinsip berasitektur.