Sabtu, 03 Mei 2014

mind map tentang perancangan rumah tinggal














Di dunia Arsitektur, Mind Mapping bisa sangat membantu para Arsitek muda untuk memulai dasar perancangan konsep Arsitektur. Contohnya seperti diagram Mind Mapping di atas. Dari diagram tersebut, kita bisa melihat aspek-aspek yang harus kita tentukan dalam perancangan sebuah Arsitektur. Hal-hal secara umum yang menjadi pertimbangan tersebut ialah TOR (Term Of Reference), DATA yang isinya merupakan analisa kebutuhan ruang serta analisa site yang akan dibangun, Zoning, Eksplorasi Desain (gubahan massa, ekspresi arsitektur, struktur), kemudian hasil akhir yaitu gambar Pra-Rancangan (Desain). 

1.      TOR
TOR (Term Of reference) adalah perencanaan rumah tinggal atau yang biasa disebut outline, atau lembar penugasan. Fungsi TOR ini sangat vital. Untuk menentukan tema perancangan sebiah konsep, merumuskan masalah kemudian mencari jawaban atas permasalan. Dalam TOR masih dijabarkan lagi yaitu pengertian, latar belakang, tujuan, anggapan, batasan site serta batasan.
Pengertian mengandung teori atau makna yang mendasari sebuah bangunan yang akan kita rancang misalnya pengertian rumah, restoran, museum, dll.
Latar belakang menjelaskan hal-hal apa saja yang melatar belakangi kita merancang sehingga kita dituntut untuk merancang sebuah bangunan yang diinginkan.
Maksud dan tujuan kita mendesain sebuah bangunan dijelaskan dalam bagian tujuan. Batasan menjelaskan hal-hal fisik maupun non-fisik yang membatasi konsep rancangan arsitektural kita.

2.      LOKASI
Menjelaskan tentang lokasi disekitar site atau bangunan tersebut, baik dilihat dari aksesibilitasnya, lingkungan disekitar site, atau fasilitas yang menunjang site tersebut agar tidak terjadi halangan jika mendirikan atau bangunan tersebut sudah berdiri.

3.      DATA  
Data terbagi menjadi dua yaitu analisa fisik dan analisa non fisik.
Analisa fisik ialah analisa tentang kegiatan didalam ataupun diluar bangunan yang bisa diukur. Analisa fisik diidentifikasi melalui aktivitas pelaku sehingga kita mengetahui kebutuhan ruang, persyaratan ruang, besaran ruang, pola hubungan ruang, dan  organisasi ruang.
Analisa non fisik ialah analisa yang berkaitan dengan sesuatu hal mengenai bangunan yang tidak bisa diukur. Analisa non fisik meliputi, tingkat kebisingan di sekitar site, aksesbilitas, pencahayaan sinar matahari, serta pemandangan (view) di sekitar site.

4.      ZONNING
Merupakan hasil dari analisa aspek-aspek yang sudah ditentukan dari perancang yang nantinya hasil tersebut menjadi acuan untuk membagi dan menentukan area-area mana yang ruang publik, ruang semi publik, ruang privat, dan ruang servis. Dalam menentukan zoning langkah pertama yaitu menentukan input-input yang kiranya diperlukan dalam perancangan tersebut, kemudian memprosesnya sehingga menghasilkan zoning dari masing-masing aspek tersebut. Hasil zoning dari masing-masing aspek tersebut kita simpulkan sehingga memperoleh hasil akhir zoning (zoning akhir).

5.      Pendekatan desain/Eksplorasi Desain
Dalam pendekatan desain, aspek-aspek yang biasa dipertimbakan adalah gubahan massa, ekpresi arsitektural, struktur.
Gubahan massa merupakan volume bangunan secara keseluruhan, secara teknis bentuk gubahan massa akan mewakili bentuk denah dan bangunan tersebut secara utuh akan tetapi kita juga bisa mentransformasi bentuk gubahan massa sesuai dengan keinginan. Untuk ekspresi arsitektural, aspek tersebut dapat mewakili aspek material ataupun struktur. Biasanya suatu bangunan akan menunjukkan suatu karakteristik bangunan yang sesuai dengan keinginan dari penghuni.

Setelah melakukan langkah-langkah seperti di atas (TOR, Data, Zoning, dan Pendekatan Desain), maka tahap terakhir adalah membuat gambar pra-rancangan atau gambar desain. Gambar-gambar desain ini berisikan gambar denah, situasi, potongan melintang dan membujur, empat tampak sisi bangunan, detail arsitektural, perspektif interior dan eksterior.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar