Bangunan biar benda
mati namun tidak berarti tak “berjiwa”. Rumah yang kita bangun ialah rumah
manusia. Rumah selalu adalah CITRA
sang manusia pembangunnya. Maka dalam membangun rumah atau bangunan lain, ada
dua lingkungan masalah yang perlu kita perhatikan :
1. Lingkungan masalah GUNA, dan
2.
Lingkungan masalah CITRA
1.
1.1.
GUNA
Lumbung
padi dari minang, perihal efisiensi kegunaan maupun konstruksinya. Wadah padi
tinggi di atas tanah, dinding cukup rapat menahan hujan dan cukup berlubang
demi kelancaran ventilasi, atap sangat terjal dan kulit atap dari seng namun di
zaman dulu atap dari ijuk. Konstruksi kerangka berbidang-bidang dinding yang tidak
bertugas memikul beban, pada tiang, dibuat tidak sejajar melainkan melebar ke
atas. Masih diperkuat lagi oleh sekur-sekur silang, keempat tiang berdiri di
atas alas batu kerempeng, selain untuk menjaga kelembaban, hal ini dimaksudkan
untuk kebal terhadap goncangan-goncangan gempa bumi. Sungguh suatu cara
berkonstruksi yang bermutu tinggi dan berpengetahuan mengatasi alam yang sangat
cerdas.
1.2.
CITRA
Bentuk
dan gaya bahasa lumbung padi Minang, laras terhadap alam sekitar. Alas sempit
dan tubuh melebar semakin ke atas mencitrakan manusia Minang yang tidak berbudi
rendah tetapi bagaikan asap gunung beraapi, membumbung dan semakin melebar ke
atas. Citra manusia yang tidak tenggelam, tetapi yang dari kodratnya duduk dan
berdiri di atas panggung namun melaraskan diri secara ikhlas dengan alam. Pada
lumbung padi Minang dibentuk dengan luwes elegan, dihias seperti bahasa pantun
atau kakawin. Citra jiwa yang mengerti keindahan, kewajaran, kejujuran,
keluwesan, budi bahasa tinggi terungkap di lumbung ini. Balok dan batang-batang
yang menunjuk alam sekitar dan manusia, lalu tiang dan atap dari sempit ke
lebar menjulang tinggi bagaikan anak panah menunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa
beserta nilai-nilai kebaikan dan keindahan hidup yang asli dan didambakan
manusia.
2.
2.1.
GUNA
Perkataan “guna” menunjuk pada
keuntungan, PEMANFAATAN (use, bahasa
inggris) yang diperoleh. Guna dalam arti kata aslinya tidak hanya berarti
bermanfaat, untung materiil belaka, tetapi lebih dari itu punya DAYA yang
menyebabkan kita bisa hidup lebih meningkat. Bila udara panas, rumah bisa
ber-GUNA, ber-DAYA guna karena di dalamnya tetap sejuk, suasana kerja
bergairah, iklim pergaulan lebih enak, dan sebagainya. Bila malam dingin, di
dalam rumah tetap hangat. Demikian tidur dapat nyaman dan sebagainya. Bila kita
bekerja di dapur, maka makanan juga lebih lezat, karena cara kerja lebih
menyenangkan dan sebagainya.
2.2.
CITRA
Citra sebetulnya hanya menunjuk suatu
“gambaran” (image), suatu kesan
penghayatan yang menangkap ARTI bagi seseorang. Citra gedung istana yang megah
besar melambangkan kemegahan, kewibawaan seorang kepala Negara. Dan gubug reyot
adalah cerita yang langsung menggambarkan keadaan penghuni miskin yang serba
reyot juga keadaannya.
Citra tidak jauh sekali dari guna,
tetapi lebih bertingkat spiritiuil, lebih menyangkut derajat dan martabat
manusia yang berumah. CITRA MENUNJUK PADA TINGKAT KEBUDAYAAN SEDANGKAN GUNA
LEBIH MENUDING PADA SEGI KETRAMPILAN / KEMAMPUAN. Tetapi semua itu belum
mengungkapkan dan menyinarkan sesuatu yang paling menjadi ciri kemanusiawian
manusia yang diam dalam rumah yakni, segi kebudayaannya, segi spiritualnya.
Keindahan
yang dicipta alam adalah keindahan ontologis, keindahan yang dirasakan oleh
manusia bila memandang semua itu dalam penghayatan mistik, ontologis, ataupun
campurannya. Semisal batu koral dan bunga.
tidak selalu gudang harus berbentuk asal bisa dipakai, tempat kotor, murah-murahan saja ; seolah olah murah ekonomis identik dengan buruk. Contoh disamping menunjukkan gudang dapat ekonomis, tetapi indah. Bentuk dan fungsi, keindahan dan kegunaan bersatu dalam satu wujud yang efektif maupun ekspresif.
"Monsatto-House of the future", Disneyland 9 Calif, USA. dibuat dari plastik. Lihatlah konsekuensi bahan pada bentuk. Rencana ini merupakan pertanda, bahwa zaman teknologi modern membawa perubahan-perubahan pula pada pada prinsip-prinsip berasitektur.